Riset Ungkap Orang Kaya atau Miskin Bisa Dilihat dari Wajah

Ilustrasi Orang Terkaya. (Dok, Pexel)

Kekayaan dan kualitas diri ternyata bisa dilihat dari raut wajah, hal itu berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan Journal of Personality and Social Psychology, yang menyebut bahwa seseorang bisa mengetahui apakah orang lain kaya atau miskin hanya dengan melihat wajahnya.

“Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial sudah banyak dibahas dalam penelitian terdahulu. Namun studi ini menemukan bahwa perbedaan kekayaan seseorang bisa tercermin dari wajah setiap orang,” ujar R-Thora Bjorsdottir, peneliti studi tersebut seperti dilansir dariĀ CNBC Make It.

Secara umum, orang yang memiliki uang cenderung lebih bahagia dan tidak cemas dibandingkan dengan mereka yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar.

Dalam melakukan studi itu, Bjornsdottir dan rekan penulisnya, profesor psikologi Nicholas O. Rule, memilih subjek foto hitam putih yang terdiri dari 80 foto pria dan 80 foto wanita. Tak ada foto yang menggunakan tato atau tindikan. Semua wajah di foto itu juga menunjukkan ekspresi yang netral.

Setengah dari orang di foto-foto itu adalah mereka yang berstatus sebagai masyarakat kelas atas, dan separuh lainnya adalah kelas pekerja.

Foto-foto tersebut kemudian ditunjukkan pada subyek penelitian. Mereka diminta menebak kelas sosial dari masing-masing orang. Hasilnya, sebanyak 68 persen menjawab dengan benar.

“Saya tidak berpikir efeknya akan sekuat itu, terutama mengingat betapa tipis perbedaannya di wajah. Ini adalah bagian yang paling mengejutkan dari penelitian,” kata Rule.

Meski demikian, subyek penelitian tidak punya jawaban pasti ketika ditanya bagaimana mereka bisa menebak dengan benar.

“Kalau ditanya kenapa, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana mereka melakukan ini,” kata Bjornsdottir.

Para peneliti lalu melakukan studi lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah. Mereka menemukan bahwa subjek masih bisa menebak dengan benar ketika mereka hanya melihat mata dan mulut.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini kemungkinan terjadi karena pola emosi dapat terlihat di wajah seseorang dari waktu ke waktu. Kontraksi otot-otot tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur wajah yang dapat dilihat orang lain.

“Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, ekspresi emosi itu masih ada di sana,” ungkap Rule.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*