Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan Kamis (25/5/2023), di mana investor cenderung wait and see jelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada hari ini.
Per pukul 10:18 WIB, IHSG melemah 0,18% ke posisi 6.733,48. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 hingga sesi I hari ini.
Secara sektoral, sektor energi kembali membebani IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 1,73%.
Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada hari ini.
Saham perbankan raksasa berkapitalisasi pasar terbesar kedua di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 6,1 indeks poin.
Selain itu, tiga saham raksasa batu bara turut membebani IHSG pada hari ini, yakni saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) https://kecoak123.shop/ sebesar 4,3 indeks poin, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 2,98 indeks poin, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 2,2 indeks poin.
Drama kebuntuan yang terjadi antara Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dalam mencapai kesepakatan plafon utang masih menjadi fokus perhatian. Waktu yang semakin sempit untuk menghindari gagal bayar (default) menambah tekanan dalam negosiasi tersebut.
Ketidaksepakatan antara pihak Biden dan McCarthy, terutama terkait pemangkasan pengeluaran yang diminta oleh Partai Republik, menjadi masalah kunci dalam negosiasi. Pemerintah AS harus melakukan penghematan sebelum kenaikan plafon utang direstui, menurut pihak McCarthy. Namun, permintaan penghematan tersebut dianggap terlalu ekstrim oleh Presiden Biden.
Dampak dari kebuntuan dalam negosiasi plafon utang AS dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi global, termasuk Indonesia. Jika AS mengalami gagal bayar, ekonomi dunia akan terpengaruh secara luas.
Pesanan untuk pabrik China yang menjual barang elektronik ke AS bisa menyusut, investor akan menderita kerugian, dan perusahaan-perusahaan di negara lain mungkin tidak dapat lagi menggunakan dolar sebagai mata uang alternatif.
Dalam konteks Indonesia, terdapat dampak positif dan negatif. Jika AS gagal bayar, investor mungkin akan mencari aset yang lebih aman, sehingga bank sentral AS harus meningkatkan suku bunga acuan.
Hal ini dapat mempengaruhi suku bunga di Indonesia dan menghambat penyaluran kredit perbankan. Rasio risiko kredit bermasalah juga berpotensi naik.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa gagal bayar AS tidak akan berdampak signifikan pada industri perbankan Indonesia. Margin bunga bersih dan rasio kecukupan modal perbankan di Indonesia dikatakan masih tinggi, yang menunjukkan kestabilan sektor perbankan.
Di lain sisi, investor cenderung wait and see menanti pengumuman hasil RDG BI pada hari ini. BI diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini. Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari, Maret, dan April.